Rasa syukur atas hidup
Jika ada orang yang ‘menyesali hidup’, maka itu menunjukkan
kalau orang itu tidak memiliki rasa syukur atas hidup yang sudah dia dapatkan.
Bukan hidupnya yang membuat kita menyesal, melainkan kualitas hidup itu
sendiri. Tidak relevan jika kita menyesali hidup karena kualitasnya. Karena
hidup itu dihadiahkan oleh Tuhan. Sedangkan kualitasnya, ditentukan oleh
ikhtiar yang kita lakukan. Baik atau buruknya kualitas hidup kita sedikit
banyak ditentukan oleh kemauan, usaha, kerja keras, dan kegigihan kita untuk
memperjuangkannya. Jika kita tersisih dari arena perjuangan itu, mengapa lantas
kita salahkan hidup? Kita tentu tidak termasuk orang yang menyesali hidup.
Namun, seringkali kita menyesali hal-hal yang ‘tidak kita lakukan’ dimasa lalu.
“Oh, seandainya dulu saya begini-begitu, tentu sekarang saya blablabla..”
bukankah begitu sesal yang sering kita dengarkan dari dalam? Maka wajar jika
Sang Pemberi Hidup menyeru kita untuk mensyukuri hidup. Dia sanggup
merenggutnya sejak kemarin. Tapi sampai sekarang kita masih juga hidup. Juga
wajar jika kita bersyukur atas anugerah itu dengan menjadikan kehidupan kita
baik didalam pandanganNya. Karena tidak ada cara yang lebih baik untuk mensyukuri
hidup, selain mengisi hari-hari dalam hidup kita dengan tindakan dan perbuatan
yang disukai Sang Pemberi Kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar